Terimakasih pak prof Prayitno telah memberikan banyak ilmu yang sangat bermanfaat melalui buku - buku yang bapak tulis.
Walau Angkatan kami di tahun 2011 pendidikan profesi konseling UNNES hanya bisa merasakan 1 kali pertemuan dengan bapak. Tetapi amat sangat menginspirasi kami.
Menjadi Konselor adalah cita-cita bagi kami, kami amat bangga dengan profesi konseling. Jauh sebelum datang kurikulum merdeka. Bapak sudah mengajarkan kami menjadi Konselor dengan Profil diri berjiwa Pancasila.
Semoga nantinya profesi Konseling di Indonesia akan setara dengan profesi hebat lainnya. Dipercaya menjadi bagian terpenting dari berbagai lapisan masyarakat, diakui oleh dunia pendidikan, dunia kesehatan dan dunia Industri.
Ijinkan saya menuliskan refleksi profesi konseling dinegara Indonesia
Terbayang ketika ada mantan peserta didik yang menuliskan caption Instagram dengan tulisan "MasyaAllah, ini fotoku bersama konselor sekolahku😍". Karna biasanya jika konselor sekolah belum dikenal, Peserta didik akan mengatakan "MasyaAllah ini fotoku bersama guru sekolahku
Terbayang juga begitu bangganya bila ada seorang anak didik yang melihat temannya memili masalah berat, lalu menyampaikan kepada temannya "nanti aku kasih nomor konselor sekolah ku ya, kamu bisa curhat dengan beliau"
Terbayang kata konselor begitu umum dan dipahami oleh masyarakat luas, sehingga ketika mengisi link pendaftaran, kemudian ada pertanyaan "bekerja sebagai apa?" setelah di klik pilihan pekerjaan, langsung muncul kata tulisan konselor.
Terbayang setiap sekolah di Indonesia baik sekolah negeri, swasta memiliki ruang konseling dan konselor yang profesional. Bukan sebagai tempat yang dihindari oleh para peserta didik
Terbayang begitu bahagianya ketika membuka aplikasi SIM PKB yang dibuat oleh Kemendikbudriatek, tidak hanya S1, S2, S3 tapi juga muncul pilihan pendidikan terakhir, Spesialis 1 pendidikan profesi konseling
Terbayang semua masyarakat sekolah dan peserta didik yang memiliki pemahaman ketika bahwa pendidik yang bekerja di sebuah sekolah bukanlah hanya guru saja, tetapi juga ada konselor.
Terbayang bahagianya apabila konselor sekolah di sekolah yang hanya lulusan S1 juga percaya diri memberikan pelayanan konseling terbaik untuk peserta didik, lalu memperkenalkan dirinya sebagai konselor disekolah
Terbayang tidak ada lagi konselor sekolah yang melakukan mal praktik, bersikap seperti polisi sekolah, atau melakukan kekerasan fisik dan kekerasan verbal terhadap peserta didik
Komentar
Posting Komentar