Lulu Yudhisinta Nuranggeraini., Kos
CGP Angkatan 2 Kota Bandar Lampung
Fasilitator: Mahmun Zulkifli., M.Pd
Pengajar Praktik: Yulia Budiarti., S.Pd
Sekolah memiliki banyak aset yang dapat digunakan salah satunya adalah aset manusia dan aset sosial , didalam kehidupan sehari – hari masyarakat sekolah dihadapkan dengan rutinitas yang membuat psikologi diri terpancing melaksankan hal yang tidak seharusnya dilakukan.
Sebagai seorang pendidik kita mendapatkan amanah untuk menuntun peserta didik untuk mendapatkan kebahagiaan. Mewujudkan pembelajaran yang mendorong well-being pada ekosistem sekolah.
Dan kebahahagiaan akan terjadi ketika kita memiliki mental yang sehat. Seperti juga fisik kesehatan mental merupakan aset yang harus dijaga dengan baik, karena kita sebagai individu tidak bisa mengelola dengan baik maka manusia amat mudah menjadi sosok yang kurang humanis, bekerja atau belajar kurang maksimal, dan kurang produktif.
Untuk itu penulis merencanakan, menjalankan, merefleksikan dan mengevaluasi program yang berdampak pada murid yaitu Program Kesehatan mental bagi peserta didik dan pendidik. Berupa pembiasaan mindfullness dan seminar kesehatan mental untuk pendidik dan untuk peserta didik.
Latihan bernafas dengan kesadaran
penuh di sini kini dalam kegiata mindfullness dapat bermanfaat melatih
konsentrasi, fokus, melatih kemampuan mengelola emosi diri,memunculkan kreatifitas, ketenangan, menguatkan daya tahan tubuh menyehatkan mental.
Defini kesehatan mental menurut WHO adalah suatu keadaan sehat dan sejahtera ketika seseorang atau setiap individu dapat menyadari potensi diri, dapat mengatasi dan menghadapi stress atau tekanan dalam kehidupan sehari-hari, dapat bekerja secara produktif /bermanfaat dan dapat berkontribusi terhadap komunitas sosial atau orang-orang disekitarnya.
Harapannya setelah dilaksanakan program tersebut akan meningkatkan kualitas pembelajaran Well-Being di lingkungan sekolah. Pendidik bahagia semangat dengan senang hati memberikan pelayanan pendidikan begitu juga dengan peserta didik menjadi lebih bahagia senang menjalani aktivitas belajar dalam kehidupan sehari-hari.
Perasaan saya amat senang dan antusias ketika merencanakan kegiatan program kesehatan mental, penulis berkolaborasi bersama kepala sekolah, waka humas, waka kurikulum, waka kesiswaan tim manajemen sekolah.
Yang membuat penulis antusias adalah karena dukungan dari manajemen sekolah, rekan pendidik, orang tua dan peserta didik. Ternyata apa yang kami rencanakan juga menjadi hal yang diharapkan ada dan menjadi penting bagi manajemen sekolah, sudah dapat dibayangkan jika rencana program dapat dilaksanakan, hal ini dapat membuka wawasan pemahaman peserta didik dan pendidik di sekolah berkaitan dengan kesehatan mental.
Selain itu Program kesehatan mental UPT SMPN 25 Bandar Lampung sesuai dengan salah satu visi yang telah dibuat yaitu mengembangkan potensi pendidik, peserta didik, dan komite sekolah secara maksimal sehingga akhirnya mendukung Pembangunan Berkelanjutan dan mewujudkan peserta didik yang memiliki profil Pancasila.
Dalam modul diklat PGP kami mendapatkan materi yang berkaitan dengan teknik pembelajaran Kompetensi Sosial Emosional, dimana kita dapat menjadikan salah satu teknik atau beberapa teknik ke dalam proses pembelajaran.
Bulan Oktober merupakan bulan yang didalamnya terdapat peringatan kesehatan Mental Sedunia, kami memanfaatkan aset manusia dan aset sosial yang ada dalam lingkungan sekolah untuk dapat mewujudkan program kesehatan mental.
Alhamdulillah seluruh rencana berjalan dengan baik, kami dapat dengan mudah menghubungi pihak narasumber yang menjadi pemateri dalam kegiatan seminar, mereka amat sangat senang bisa berkontribusi dan bermanfaat bagi masyarakat bahkan mereka juga senang jika dapat melakukan kerjasama secara berkesinambungan.
Ketika program dilaksanakan peserta kegiatan pendidik memiliki pemahaman baru mengenai kesehatan mental, bagaimana mengatasi stress, tekanan daam bekerja serta berkomunikasi positif yang penuh empati.
Peserta didik antusias mengikuti kegiatan program kesehatan mental. Peserta didik yang melaksanakan latihan bernafas dengan kesadaran penuh, merasakan rasa tenang, rileks ketika telah mempraktikan latihan bernafas mindfullness. Peserta didik sebagai konselor sebaya juga dapat mengedukasi diri dan teman-teman mengenai kesehatan mental.
Hal tersebut dapat dilihat dari lembar angket yang diberikan saat telah mengikuti kegiatan seminar kesehatan mental. Pembelajaran yang didapatkan adalah Betapa pentingnya kita menjaga kesehatan mental sama seperti kita menjaga kesehatan fisik dengan mental yang sehat kita akan memiliki kekuatan kreatifitas, potensi dan seni yang mudah dalam menjalani segala aspek kehidupan. Dengan Mental yan sehat muncul kekuatan potensi yang positif maka kita bisa berkontribusi dengan baik sebagai pendidik yang InsyaAllah juga akan berdampak positif bagi peserta didik.
Rencana kedepan kami ingin kolaborasi dengan guru agama dan pendidik yang
memiliki suara jelas, menenangkan untuk direkam dalam pembuatan panduan
mindfullness, kemudian kami akan putar dari sumber suara ruang kantor sehingga
terdengar di seluruh kelas agar mempermudah para pendidik di jam pertama
mendampingi peserta didik berlatih bernafas dengan kesadaran penuh. Dan akan diselengrakan rutin kegiatan pelatihan konselor sebaya setiap dua bulan sekali atau satu bulan sekali bekerjasama dengan sentra kaula muda lampung PKBI.
Kami juga akan menjadikan program kesehatan mental ini masuk dalam program rutin sekolah di awal tahun ajaran baru kami akan bekerjasama dengan unila universitas lampung agar dapat menjadi tempat pengabdian masyarakat, dan kami akan memberikan materi kesehatan mental yang relevan dengan kebutuhan orang tua peserta didik, sehingga para orang tua dan pendidik memiliki bekal dalam mendidik peserta didik
Terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkerjasama dengan baik mewujudkan program ini menjadi bagian dari keberhasilan kita bersama.Adapun foto kegiatan dapat dilihat dalam video dibawah ini.
Poster infografis program mindfullness
Aksi Nyata - Pengelolaan Program Yang Berdampak Pada Murid
Komentar
Posting Komentar