Antara konselor dan guru terlihat jelas perbedaannya, jika profesi guru fokusnya pada pelajaran maka profesi konselor fokusnya pada konseling
konselor memberikan berbagai jenis layanan konseling, dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karir.
Khusus untuk layanan informasi dan layanan konten di kelas, yang saat ini sering kita sebut sebagai bimbingan klasikal. Harapannya layanan informasi dan layanan konten yang diberikan kepada peserta didik tetap Dengan fokus pembinaan Pendidikan yaitu;
1. Kekuatan Spiritual keagamaan
2. Pengendalian Diri
3. Kepribadian
4. Kecerdasan
5. Akhlak Mulia
6. Keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
Karena layanan konseling yang dilakukan secara klasikal merupakan komponen dasar yaitu layanan diberikan untuk semua, atau dengan kata lain Peserta didik wajib mendapatkan layanan konseling walaupun mereka tidak memiliki masalah.
konselor sekolah biasanya sering disebut sebagai notaris atau sosok penghukum yang ditakuti peserta didik, hal ini disebabkan peran unjuk kerja konselor sekolah yang dilihat masyarakat sekolah
Seringkali bekerja dengan cara menegur dengan bahasa sarkasme, menghukum dan membuat catatan perjanjian disertai materai.
Maka jika konselor tidak mau dijadikan sosok penghukum atau notaris oleh peserta didik atau rekan guru.
konselor harus melaksanakan unjuk kerja yang sesuai tupoksi konselor, menghindari pekerjaan yang terkesan menghukum.
Jika masih diberi label sebagai penghukum oleh masyarakat sekitar sekolah, coba chek kembali, apakah konselor sudah memberikan layanan, atau hanya memberi nasihat?
Mari konselor sekolah hentikan praktik melakukan mal praktik seperti memarahi, menyalahkan, menuding, memberi label negatif, membuat surat perjanjian.
Berilah bantuan kepada peserta didik bukan dengan menambahkan masalah kepada peserta didik, upayakan proses pertemuan antara konselor dengan peserta didik menghasilkan kesadaran peserta didik, tidak membuat peserta didik menjadi sulit berfikir jernih, sulit membuat keputusan yang baik dan benar.
Sekolah yang bagus biasanya memiliki bagian khusus tim pendisiplinan yang berkaitan dengan hukuman, di bawah wakil kepala sekolah bagian kesiswaan bukan tugas konselor.
Ingat konselor tugasnya bukan menghukum dan bukan menghakimi, gunakan komunikasi terapeutik kepada peserta didik dalam memberikan berbagai pelayanan konseling.
Sehingga pada akhir dari berbagai layanan baik individual, kelompok dan secara klasikal adalah, dipastikan anak atau peserta didik memiliki kesadaran diri "oh saya berarti harus begini"
konselor diharapkan memberikan berbagai jenis layanan konseling berdasarkan kebutuhan peserta didik, bukan berdasarkan kebutuhan konselor.
Misalnya ketika memberikan layanan di dalam kelas tentang motivasi belajar, bukan memberikan penjelasan jenis motivasi kepada peserta didik, mereka tidak membutuhkan hal tersebut
Yang mereka butuhkan adalah suatu topik bahasan atau diskusi, konselor bisa menuliskan kata
konselor bisa menayangkan tulisan
Besar di papan tulis atau slide PPT
" Kaya harta atau kaya ilmu"
Lalu tanyakan kepada peserta didik
Ajak mereka berdiskusi mengenai kata tersebut
Kemudian ajak anak berpikir apa saja hal yang dibutuhkan agar bisa sukses dalam belajar
Materi motivasi bukan menyampaikan macam motivasi namun lebih kearah action langsung mengajak peserta didik berfikir tentang hal hal yang pada akhirnya membuat motivasi belajar peserta didik menintkat.
konselor dapat mengajak peserta didik untuk berfikir kritis dan kreatif tentang apa saja yang bisa membuat mereka menjadi tergugah semangatnya
Apa yang bisa membuat mereka terinspirasi mau dengan sadar melakukan kegiatan belajar, diskusi antar peserta didik ini yang pada akhirnya memberikan dampak bermakna tentang motivasi belajar.
Hal tersebut disampaikan oleh prof. Dahlan dalam kegiatan MGBK Musyawarah Guru (konselor) Bimbingan Konseling di SMPN 1 Bandar Lampung hari Sabtu 11 November 2023
Komentar
Posting Komentar