Pada Kesempatan ini saya akan menjelaskan kepada teman-teman, dengan bahasa yang tidak resmi agar mudah dipahami teman-teman peserta didik yang usianya lebih muda dari saya.
IKI atau Ikatan Konselor Indonesia adalah organisasi yang saya ikuti semenjak saya selesai menempuh pendidikan tugas belajar di Universitas Negeri Semarang atau yang biasa di sebut UNNES.
Suatau anugerah bisa tergabung didalamnya terhubung dengan semua ahli profesi konseling di seluruh penjuru indonesia yang kesemuanya sudah pernah menempuh pendidikan profesi konseling. Baik yang berasal dari Indonesia maupun pendidikan yang ditempuh di luar negeri.
Sebelumnya saya menempuh pendidikan profesi konseling, hampir semua orang yang saya temui dan saya jadikan tempat konsultasi, baik rekan guru atau konselor sekolah bahkan ketua musyawarah konselor sekolah yang menganggap saya tidak akan bisa mendapatkan tugas belajar (dibebaskan dari tugas sebagai pendidik di sekolah untuk belajar di Universitas diluar kota bandar lampung, selama masa pendidikan sebagai mahasiswa, libur datang ke sekolah sebagai pendidik atau konselor di sekolah, namun tetap mendapatkan gaji)
Karena sepemahaman para pendidik yang saya kenal tersebut, seorang PNS pendidik baik guru atau konselor sekolah hanya bisa mendapatkan Ijin belajar, yaitu tetap bekerja sebagai PNS di sebuah unit kerja sambil menjalankan kuliah tanpa meninggalkan tugas utama yaitu bekerja di unit kerja sekolah.
Tetapi karena saya tetap berani melangkahkan kaki ke Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, untuk menyampaikan maksud dari Pendidikan yang akan saya tempuh, pada waktu itu saya menemui kepala bagian kepegawaian dan menyertakan CD yang berisi apakah yang dimaksud dengan Pendidikan Profesi Konseling, mengapa saya wajib menempuh pendidikan tersebut, dan apa yang dimaksud dengan Tugas Belajar, bagaimana alur Tugas Belajar.
Akhirnya saya di ijinkan untuk menghadap Kepala Dinas Pendidikan, melalui perjalanan panjang mengatur waktu dengan ajudan dan protokol kedinasan, setelah berhasil membuat janji dengan asisten kepala dinas, akhirnya perjuangan berakhir, saya dapat bertemu dengan Kepala dinas, menyampaikan permohonan mengikuti Tugas Belajar.
Alhamdulillah Bapak Kepala Dinas menyetujui kegiatan pengembangan diri yang saya lakukan atas inisiatif diri sendiri, beliau memberikan saya SK Tugas Belajar. Yang berarti saya dibebas tugaskan untuk full day belajar sebagai mahasiswa di Universita yang saya pilih untuk mendapatkan Tugas Belajar, namun setiap kali semesteran saya harus melaporkan kepada unit kerja, nilai IPK yang saya dapatkan.
Sekitar tahun 2010 atau 2011 saya mengikuti kegiatan pengembangan diri, Pendidikan Spesialis 1 (satu) yaitu Pendidikan Profesi Konseling, sama seperti profesi bermartabat lainnya di Indonesia yang sudah profesional, seperti profesi Kedokteran, Profesi Guru dan lain sebagainya yang lebih dulu ada di Indonesia.
Pendidikan tersebut Alhamdulillah bisa saya jalani dengan menggunakan biaya saya sendiri, hasil tabungan selama menjadi PNS, karna ketika mendaftarkan diri ke Dinas Pendidikan untuk mendapatkan beasiswa, Kategori Spesialis 1 walaupun setara dengan S2 namun berbeda dengan pendidikan S2.
Pendidikan Strata 2 atau S2 adalah pendidikan yang mempersiapkan mahasiwanya menjadi pengajar akademis, sedangkan Spesialis 1 mempersiapkan mahasiswa sebagai ahli praktisi di lapangan. Yang mendapat beasiswa adalah untuk program S2.
Walaupun begitu, saya tetap senang menjalani pendidikan tersebut, karena saya mencintai profesi Konseling. .
Setelah mengikuti seleksi yang ketat, dan wawancara saat proses masuk menjadi mahasiswa Pendidikan Profesi Konseling. Rasanya bahagia sekali ketika cita-cita kita tercapai. Tidak seperti mahasiswa baru S1 atau S2 yang ketika masuk kampus mengikuti masa orientasi mahasiswa. tetapi saya dan teman-teman di sambut oleh parak kakak tingkat dan alumni Pendidikan Profesi Konseling.
Kami diundang untuk bisa makan siang bersama dan berkenalan dengan seluaruh keluarga besar alumni, yang terdiri dari para dosen dan guru besar yang ada dalam civitas, dianggap sebagai adik baru yang baru datang, diajak untuk berkenalan dan menceritakan asal daerah, karena kami berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Saya termasuk kategori yang termuda walau ada yang lebih muda dibawah saya usianya, teman satu kelas saya kebanyakan adalah para dosen, para konselor sekolah, para kepala sekolah, bahkan ada kepala dinas dan pengacara yang memang sudah menempuh pendidikan S1.
Dan semua perbedaan itu tidak menjadi halangan untuk bekerjasama dan bekolaborasi, malah menjadikan kualitas produktifitas belajar semakin meningkat. Kapan lagi bisa merasakan kesenangan saya belajar jadi mahasiswa, tapi libur bekerja di bandar lampung.😂😁
Saat di Semarang saya tidak menyia-nyiakan kesempatan tugas belajar, yang telah diberikan oleh Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, saya aktif menjadi relawan atau volunteer konseling, dan mencari tempat praktik yang bisa menambah keilmuan saya sebagai konselor.
Jas almamater UNNES tidak pernah terpakai, hanya satu kali buat foto
kartu mahasiswa selebihnya ketika praktik kami selalu memakai jas
praktik profesi konseling yang berwarna hijau.
Saya mendapatkan mitra kerja dari para alumni dan teman seprofesi. Alhamdulillah bisa Praktik di Perusahaan, Praktik di Rumah Sakit, Praktik di Sekolah SMP, SMA dan SMK dan di masyarakat. Dosen kami mengganggap kami sebagai adik seprofesi jadi tidak ada jarak yang memisahkan kami dalam berinteraksi dan belajar. Namun tetap ada batasan yang membuat kami tetap harus santun dalam berbahasa serta patuh dengan aturan yang kampus buat saat proses belajar.
Hal ini yang ingin saya terapkan dengan peserta didik saya lebih senang menganggap peserta didik sebagai adik atau teman, namun tetap berlaku santun dan bertanggung jawab saat proses belajar
Yang lebih membahagiakan lagi adalah saya dapat menyelesaikan pendidikan profesi dengan waktu yang tidak lama, banyak teman rekan satu kelas yang belum bisa wisuda karna masih ada tugas kuliah yang berlum terselesaikan dan lain sebagainya.
Dan di hari ulang tahun saya tanggal 17 Oktober kampus UNNES mengadakan Wisuda. Bagi saya ini adalah hadiah terindah dari Allah untuk saya. berikut foto-foto kenangan Tugas Belajar Pendidikan Profesi Konseling.
sesi konseling perkawinan dan keluarga bersama paguyuban handayani Dabin VI UPTD Pendidikan Kec.Brebes
Komentar
Posting Komentar