Pengertian HIV dan AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang dapat merusak sel-sel yang berada pada sistem imun (sistem kekebalan tubuh) kita dan akan melemahkan kemampuan tubuh dalam melawan berbagai infeksi dan penyakit. Seseorang yang terinfeksi HIV akan mudah terkena penyakit seperti flu, Batuk, TBC dan lainnya. Sementara AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan sebuah kondisi kronis yang diakibatkan oleh virus HIV, yang berpotensi mengancam nyawa.
AIDS sendiri merupakan singkatan dari:
ACQUIRED didapat, bukan (penyakit) keturunan.
IMMUNO terkait dengan sistem kekebalan tubuh.
DEFICIENCY diakibatkan oleh kekurangan daya tahan tubuh.
SYNDROME kumpulan berbagai gejala.
AIDS merupakan kumpulan berbagai gejala penyakit yang muncul karena menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Empat Media Penularan HIV
- Cairan Vagina yang terinfeksi
- Darah yang terinfeksi
- Air mani yang terinfeksi
- ASI dari ibu yang HIV positif kepada bayinya pada saat menyusui
Media penularan HIV juga dapat melalui:
- penggunaan jarum suntik bersama, terutama dengan mereka yang positif HIV
- penggunaan peralatan tattoo dan body percing yang tidak steril
- cairan tubuh dari sesorang yang memiliki IMS
Tapi perlu diketahui, selain perlu ada media penularannya (empat cairan tadi), HIV hanya bisa menular jika memenuhi EMPAT SYARAT PENULARAN yang lebih dikenal dengan singkatan ESSE:
(gambar)
Exit |
Survive |
Sufficient |
Enter |
Keluar. Ada media penularan yang keluar dari tubuh orang yang terinfeksi |
Bertahan. Cairan tubuh yang keluar ini harus mengandung virus yang bertahan hidup. Di luar tubuh, virus HIV tidak bertahan lama. |
Cukup. Jumlah kandungan HIV dalam media penularannya mencukupi untuk menginfeksi |
Masuk. Adanya jalur masuk ke dalam tubuh yang memungkinkan kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi. |
Lima Cara Mencegah Penularan HIV
Pencegahan penularan HIV dikenal dengan prinsip ABCDE. Apa saja itu?
A |
Abstinance berarti tidak melakukan hubungan seksual sama sekali |
B |
Be faithful atau tetap setia. Tidak berganti-ganti pasangan dan setia hanya pada pasangan, penularan HIV pun dapat dicegah |
C |
Condom. Penggunaan alat kontrasepsi yang satu ini dapat mengurangi risiko penularan HIV ketika melakukan hubungan seksual |
D |
Drugs. Tidak menggunakan narkoba, terutama narkoba dengan jarum suntik. Jarum suntik tidak steril atau penggunaan jarum suntik secara bergantian dengan orang lain adalah contoh media penularan HIV. |
E |
Education and Empowerment. Inilah yang kita lakukan melalui SETARA! Dengan pendidikan seksualitas yang komprehensif dan juga pelibatan dan pemberdayaan remaja, HIV dan AIDS dapat dicegah. Kita perlu tahu informasi yang benar untuk kita dapat melakukan sesuatu! |
Rei: Tata, apakah orang yang terinfeksi HIV itu pasti kena AIDS?
Tata: Ya, tidak selalu begitu. Bila orang tersebut mengetahui status HIV-nya sejak dini, rutin mengikuti terapi obat ARV (anti-retroviral) dan berperilaku hidup sehat, maka dia bisa tidak masuk ke fase AIDS.
Tahapan HIV menjadi AIDS
Tahap 1 |
|
Tahap 2 |
|
Tahap 3 |
|
Tahap 4 |
|
Kalau gitu, bagaimana caranya kita tahu?
Inilah yang disebut dengan VCT atau Voluntary Counselling and Testing. Tes ini dilakukan secara sukarela oleh masing-masing orang, tanpa paksaan. Kita akan berbicang berkonsultasi dengan seorang tenaga medis yang ahli dalam bidang ini dan tes darah juga akan dilakukan.
Hingga saat ini belum ada obat yang dapat mematikan atau menghilangkan virus HIV. Namun seseorang positif HIV harus mengkonsumsi obat ARV atau anti retroviral yang bertujuan untuk menurunkan aktivitas virus HIV di dalam tubuh. ARV adalah terapi obat yang diberikan untuk memperlambat pertumbuhan virus HIV.
Tata: Menurutmu kita perlu tes gak, Rei? Aku gak mau ah, nanti disangka yang tidak-tidak sama orang lain kalau kita tes VCT ini! Pasti dianggap nakal dan lain sebagainya deh!
Rei: Itu dia, Ta! Anggapan itu yang salah! Dengan VCT kita dapat mengetahui status kita sehingga kita bisa melakukan pengobatan secepatnya jika diperlukan.
Rei: lagipula, Ta, anggapan bahwa ‘hanya orang yang berlaku nakal lah, yang ingin tahu status HIV nya’ itu tidak benar! itu sangat mendiskriminasi!
Tata: Iya juga ya. Berarti tidak ada salahnya dong ya kita periksa. Malahan kita perlu tes VCT! Tidak ada yang salah dengan mencari tahu informasi tentang kesehatan tubuh kita!
Stigma dan Diskriminasi terkait AIDS dan HIV
Minimnya informasi dan banyaknya kesalahpahaman seringkali merugikan teman-teman yang positif HIV atau AIDS. Ingat ya teman-teman, HIV dan AIDS tidak menular melalui sentuhan, jabat tangan, keringat, gigitan nyamuk atau berbagi alat makan. Orang merasa takut dan menjauhi. Padahal yang mereka khawatirkan adalah info yang keliru.
Selain itu, tuduhan ‘nakal’, ‘sesat’, atau ‘anak ngga bener’ seringkali ditujukan kepada seseorang yang ingin mengetahui status HIV-nya melalui VCT. Padahal itu adalah tuduhan yang sangat keliru dan menghakimi! Tidak ada yang salah dengan mencari tahu informasi yang benar tentang tubuhmu! Stigma dan diskriminasi bisa terjadi karena informasi yang salah tentang HIV AIDS.
Stigma merupakan pandangan negatif atau pemberian label/cap pada seseorang atau kelompok tertentu karena karakter atau apa yang dilakukan tidak diterima oleh masyarakat secara umum. Dalam hal ini, kita ambil contoh tentang HIV dan AIDS. Misalkan, ada seseorang yang terinfeksi HIV lalu diberi label ‘dikutuk tuhan’ atau dicap sebagai ‘orang ngga bener’, ‘nakal’ atau ‘akan masuk neraka’. Stigma inilah yang dapat mengarah kepada diskriminasi.
Diskriminasi adalah perlakuan yang membeda-bedakan atau bersikap tidak adil kepada orang atau kelompok tertentu. Bagaimana jika seseorang yang positif HIV tidak diperbolehkan menggunakan toilet umum? atau jika Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) tidak mendapat pelayanan kesehatan karena pihak rumah sakit takut tertular? Itu adalah bentuk diskriminasi!
Tata: Ada banyak dampak buruk yang bisa terjadi dari stigma dan diskriminasi ini
Rei: Perasaan malu, minder, bahkan merasa putus asa adalah contoh dampak yang bisa muncul dari diskriminasi tersebut. Perasaan ini bisa mengarah kepada depresi.
Tata: Bayangkan jika itu diri kita sendiri! Pasti kita pun memilih untuk menutup diri dan tidak mau terbuka dengan orang lain.
Rei: Sekarang teman-teman sudah tahu informasi yang benar, mari kita bersikap dengan tepat juga ya. Tidak menjauhi. Tidak mendiskriminasi!
Tata: Masih banyak mitos yang dipercayai remaja dan masyarakat tentang HIV & AIDS. Kalau kita cermati kasus Dias di atas, kepercayaan pada mitos bisa menyebabkan seorang remaja tidak bisa bersekolah!
Rei: Jadi, kita perlu bedakan mana yang mitos dan mana yang fakta seputar HIV dan AIDS. Ingat, kita harus memerangi virusnya, bukan orangnya!
Bagaimana diskusi tentang HIV & AIDS? Semoga pengetahuan kita makin bertambah dan kita mampu menjadi contoh yang baik dengan berpikir dan bersikap dengan tepat. Kita perlu melawan stigma yang ada dengan informasi yang benar dan ingat: kita semua bisa tertular dan kita semua bisa mencegah!
Stop diskriminasi dan stigma pada Orang dengan HIV dan AIDS!
Sumber: Buku Setara
Komentar
Posting Komentar